Kataku untukmu !!!

Jangan pernah letih mengarungi samudera yang begitu luas..
Jangan takut akan badai dan ombak yang menerjang kehidupan..
Jangan lalaikan segalanya yang mudah terabaikan..
Jangan pernah takut untuk bermimpi dalam langit-Nya..

Karena kita tak akan tahu apa yang ada dalam dasarnya samudera..
Karena kita tak akan tahu bahwa terpaan badai dan deburan ombak mampu menyulam keadaan menjadi indah..
Karena kita tak akan tahu berapa lama waktu yang tersisa dalam nyatanya hidup..
Karena kita tak akan tahu banyak sinar dalam malamnya langit dan memberi songkohan yang tajam untuk tiap asa yang tertancap..

Ketahuilah,
Bahwa Sang Pencipta tak akan pernah sia-sia menciptakan langit yang berlapis dan tata surya yang mendampingi..
Bahwa sesungguhnya, hidup ini penuh dengan liku yang mengharu birukan degupan jantung dalam sanubari..
Bahwa tiap untaian keabadian di akhirat akan mampu kita tembus dengan untaian yang kita tulis di dunia..

So, Bersyukurlah dan Bertaqwalah !!!
Murnikan segala ibadah kita hanya untuk mengharapkan ridho-Nya !!!
Semangat dan tetap Istiqomah, duhai pemuda-pemudi ISLAM !!!

Jumat, 18 Februari 2011

Ikhlas dan Tawadhu Setelah Ikhtiar

"Dunia ini begitu indah ketika semua apa yang kita ingin di dunia bisa kita miliki" kata kebanyakan orang. Namun, tahukah kita tidak selamanya sesuatu yang indah di dunia itu menyenangkan ??? Senang dan Bahagia adalah kata yang sangat relatif. Dimana tiap orang masing-masing akan mempunyai peniliaian yang berbeda-beda terhadap kata tersebut. Misalkan, seorang perempuan akan sangat senang sekali jika mempunyai banyak perhiasan, tapi di lain sisi ada wanita yang menganggap bukan hal itu yang bisa membuat dia senang melainkan adalah kasih sayang seorang ibu dan ayah yang jauh lebih menyenangkan dan membuat bahagia. Bisa kita lihat bukan begitu sangat relatif kata "Senang" dan "Bahagia" itu, bukan ??

Kalau dikasih kebahagiaan atau kesenangan pastilah diri kita tak akan menolaknya bahkan mintanya lebih. Namun, bagaimana jika ujian atau kesedihan yang datang menghampiri diri kita ?? Jangankan minta lebih, kedatangannya saja tak diharapkan oleh banyak orang yang sudah terlanjur terlena akan keindahan dunia. Lantas, bagaimana kita bisa menyikapi setiap ujian atau kesedihan yang sedang mampir ke dalam hidup kita ??? Samakah sikap tersebut dengan sikap kita ketika diberikan kenikmatan oleh Sang Pencipta di dunia ???

Kesenangan dan Kesedihan itu terbungkus dalam satu paket. Prinsipnya, jika kita mau mendapatkan kesenangan maka itu berati kita pun harus sudah siap dengan paket ujian yang akan menghampiri kita setelah kesenangan itu datang. Karena memang tak mungkin jika kesenangan itu tanpa diiringi dengan kesedihan atau ujian. Sangatlah tidak bijaksana jika kita hanya mampu dan sanggup menerima kesenangan yang diberikan oleh Sang Pencipta tapi ketika kesedihan atau ujian datang menghampiri kita, kita malah bersikap seolah-olah Sang Pencipta tak adil dalam hal ini.

Disinilah harusnya kita sebagai manusia bisa lebih bersikap arif lagi dalam menghadapi suatu  problematika yang terjadi dalam hidup. Karena ujian atau kesedihan yang datang dalam hidup kita bukanlah hanya sekedar saja melintas tanpa makna yang Sang Pencipta berikan di dalamnya. Setiap kesenangan dan kesedihan yang datang itu sudah pasti ada hikmahnya baik secara tersirat maupun tersurat. Hikmah tersebut tidaklah langsung datang dengan cepatnya setelah kesedihan atau kesenangan itu terjadi melainkan ada waktu dan prosesnya ketika hikmah itu datang.

Lalu, bagaimana sikap yang arif dalam menghadapi semuanya ???

Bermula dari sikap kita ketika kesenangan itu menghampiri kita. Sikap yang harus dilakukan pertama kali adalah kita mensyukuri akan kedatangan tamu yang bernama "Kesenangan" itu. Karena sudah jelas sekali Alloh mengingatkan kita dalam Firmannya yang berati, "Barang siapa yang bersyukur kepada Alloh, niscaya akan Aku tambah nikmatku dan Barang siapa yang ingkar sesungguhnya siksaku amat pedih.." Nah, dari sinilah awalnya kesenangan itu mempunyai makna tersendiri. Jika rasa syukur itu terucapkan pertama kali ketika tamu kesenangan itu datang, maka insya alloh akan alloh tambah kesenangan itu. Namun, sebaliknya jika bukan rasa syukur yang pertama kali kita maka yang ada kesenangan itu akan menjadi bomerang buat dirinya sendiri sehingga tak terlalu lama berlalunya rasa senang itu.

Setelah itu sikap yang sangat arif adalah kita menyadari atau mengingat kembali bahwa kesenangan itu sifatnya sementara dan tidak abadi di dunia ini dan bisa kapan saja di ambil oleh Sang Pemilik Kesengan itu. Dengan mengingat hal itu insya alloh kita akan lebih berhati-hati lagi dalam memperlakukan kesenangan yang menghampiri kita sehingga kita tak dengan mudah bersikap sombong saat kesengan itu datang. Dari sikap inilah akan lahir rasa peduli dan kasih sayang terhadap mereka yang belum mendapatkan kesenangan seperti kita sehingga mmapu membuat diri kita lebih peka dan berbagi dalam kesenangan terhadap mereka yang juga membutuhkannya. Sikap inilah yang akan membantu kita ketika kelak tamu kesenangan itu pergi bertamu ke orang lain dan datanglah tamu kesedihan dalam hidup kita.

Lantas, bagaimana dengan sikap kita ketika kesediahan itu bertamu kepada kita ?? Sikap yang pertama kali harus dilakukan adalah "BERSYUKUR" atas kesedihan yang datang menghampiri kita. Lah, kok bersyukur sihh dapat musibah atau ujian ??? Inilah pemikiran yang sangat SALAH dalam paradigma kita selama ini sehingga tak mampu membuat kita berlaku arif dalam menghadapi kesedihan tersebut. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa rasa syukur mampu menghadirkan ketentraman hati dan jiwa. Bukankah perasaan itu yang sangat kita butuhkan ketika kesedihan atau ujian menghampiri kita ?? Sehingga mampu menjadikan kita bisa lebih tentram lagi dalam melayani tamu kesedihan kita tersebut.

Ingatlah, bahwa setiap tamu yang datang kepada kita jika diperlakukan dengan baik maka si tamu itu akan merasa sangat dihormati dan akan berusaha memberikan balasan yang baik setelah si tamu itu pergi. Minimal adalah do'a yang akan kita dapatkan. Nah, begitu halnya dengan rasa syukur yang kita ucapkan ketika rasa kesedihan ataupun kesenangan datang bertamu ke dalam rumah kita. Do'a yang terlanturkan adalah do'a para malaikat yang sungguh senang karena ketika mereka mendatangkan kesedihan atau kesenangan kita mampu menyambutnya dengan rasa senang walaupun tamu tersebut membawakan kesedihan.

Sikap kita selanjutnya adalah Usaha disertai Do'a yang sudah sangat terkenal sebutannya dalam Islam yaitu "Ikhtiar". Ikhtiar ini adalah sikap yang sangat dianjurkan jika kita ingin mengundang kembali tamu kesenangan yang sempat bertamu ke dalam rumah kehidupan kita. Jika usaha yang sangat keras namun tidak disertai dengan do'a apalah artinya semua usaha yang kita lakukan itu. Bukankah, jika kita mengharapkan teman atau orang tua kita membelikan sesuatu yang kita ingin haruslah kita merayu mereka dahulu baru kita mendapatkan apa yang ktia mau ??? Begitu juga dengan ikhtiar yang kita lakukan akan mampu mengundang kembali tamu kesenangan itu. 

Jika Ikhitar yang kita lakukan ternyata membuat kita jenuh menunggu kehadiran tamu kesenangan, maka janglah kita berputus asa karena bisa jadi si tamu kesenangan sedang menyiapkan diri sebagus dan serapi mungkin untuk datang bertamu ke dalam rumah kehidupan kita ?? Maka wajarlah membutuhkan banyak waktu yang tidak bisa diperkirakan oleh kita sendiri. Disinilah letak kesabaran yang harus kita tunjukan. Karena tamu kesedihan itu masih betah dirumah kita, mengapa ??? Ada yang salahkan dengan ikhtiar kita ?? atau apa yang membuatnya tak mau pergi ???

Yah, bukan terletak pada ikhtiar kita melainkan si tamu mau melihat seberapa ikhlasnya kita dalam menyambutnya dan seberapa tawadhu (pasrah kepada Alloh setelah ikhtiar) kita. Mulai dari perkataan syukur yang kita ucapkan petama kali sampai ikhtiar yang telah kita lakukan. Benarkah kita ikhlas jika ternyata si tamu masih betah berada dalam rumah kehidupan kita ?? Jika rasa ikhlas dan tawadhu itu kita miliki insya alloh kita telah mengundang tamu kesenangan yang akan menggantikan tamu kesedihan tersebut. Karena kita mampu menyikapi setiap tamu Alloh yang datang menghampiri kita baik tamu kesenangan maupun tamu kesedihan.

Itulah yang harus kita perhatikan dalam menghadapi tamu-tamu Alloh yang silih berganti datang menghampiri rumah hidup kita. Jangan pernah kita lupakan bahwa segala sesuatu yang ada pada diri kita akan menjadi saksi di pengadilan Alloh yang Maha Adil. Oleh karena itu, mulai dari sekarang biasakanlah diri kita untuk memperlakukan tamu-tamu Alloh dengan sangat baik seperti kita ingin diperlakukan baik oleh orang yang kita bertamu kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar