Kataku untukmu !!!

Jangan pernah letih mengarungi samudera yang begitu luas..
Jangan takut akan badai dan ombak yang menerjang kehidupan..
Jangan lalaikan segalanya yang mudah terabaikan..
Jangan pernah takut untuk bermimpi dalam langit-Nya..

Karena kita tak akan tahu apa yang ada dalam dasarnya samudera..
Karena kita tak akan tahu bahwa terpaan badai dan deburan ombak mampu menyulam keadaan menjadi indah..
Karena kita tak akan tahu berapa lama waktu yang tersisa dalam nyatanya hidup..
Karena kita tak akan tahu banyak sinar dalam malamnya langit dan memberi songkohan yang tajam untuk tiap asa yang tertancap..

Ketahuilah,
Bahwa Sang Pencipta tak akan pernah sia-sia menciptakan langit yang berlapis dan tata surya yang mendampingi..
Bahwa sesungguhnya, hidup ini penuh dengan liku yang mengharu birukan degupan jantung dalam sanubari..
Bahwa tiap untaian keabadian di akhirat akan mampu kita tembus dengan untaian yang kita tulis di dunia..

So, Bersyukurlah dan Bertaqwalah !!!
Murnikan segala ibadah kita hanya untuk mengharapkan ridho-Nya !!!
Semangat dan tetap Istiqomah, duhai pemuda-pemudi ISLAM !!!

Kamis, 03 Mei 2012

Meniti Jalan Menuju Kecintaa Allah

Pendahuluan 
     Kedudukan meniti jalan Allahu Ta'ala merupakan kedudukan yang paling tinggi dengan kecintaan kepada Allahu Ta'ala (paling mulia). Allah adalah Dzat Yang Maha Segalanya. Hal ini bisa kita lihat dari Asma 'Ulhusna yang dimiliki-Nya. Hanya Allah yang memiliki nama-nama baik tersebut.
     Kecintaan kepada Allahu Ta'ala merupakan RUH seitap insan yang sebenarnya sebagai pemersatu antara anggota tubuhnya dengan hati. Barangsiapa yang dapat meraih kecintaan Allahu Ta'ala, maka akan merasakan manisnya iman dan begitupun sebaliknya, barangsiapa yang luput dari kecintaan kepada Allahu Ta'ala, maka hati akan terasa mati.
Kecintaan kepada Allahu Ta'ala inilah yang akan menjadi motivasi terbesar seorang hamba dalam menjalani kehidupannya di dunia dalam rangka menuju kehidupan di akhirat kelak.
Agar rasa cinta kepada Allahu Ta'ala senantiasa bersemayam di dalam kalbu seitap hamba-Nya, maka ada do'a yang senantiasa dipanjatkan oleh Rasulullah setiap seusai shalatnya, yakni:
"Ya Allah, aku memohon kecintaan-Mu, kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu, dan apa-apa amalan yang dapat mendatangkan kecintaan kepada-Mu"

     Barangsiapa mencintai Allahu Ta'ala, maka Allahu Ta'ala senantiasa mencintainya, menjaganya, menolongnya, dan mengabulkan do'a-do'anya. Senantiasalah beramal dengan amalan yang dicintai Allahu Ta'ala dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam. Karena Allah senantiasa meliputi dari penjaga atas setiap amalan-amalan yang dilakukan setiap hamba-Nya. Hal ini dapat dilihat dari Hadits Shahih, yang artinya:
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan berfirman kepada Malaikat: 'Wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia'. Malaikat Jibrilpun berkata kepada manusia tersebut, 'Sesungguhnya Allah mencintaimu ..." {HR. Bukhari, Riwayat Abu Hurairah}

Pembuktian Cinta Kepada Allah
     Kecintaan kepada Allahu Ta'ala haruslah disertakan dengan pembuktian bukan hanya sekedar pengakuan semata. Karena jika hanya pengakuan saja, hal itupun  dapat dilakukan oleh kaum nasrani dan yahudi. Hal ini berdasarkan Firman Allahu Ta'ala yang artinya, "sesungguhnya kami adalah kekasih-kekasihnya Allah". Maka dari itu, pembuktian akan cinta kepada Allahu Ta'ala pun sangatlah penting karena dapat menunjukkan seberapa besar kecintaan tersebut. Sehingga dalam aplikasi kehidupan kita pun senantiasa sesuai dengan tujuan kita tercipta di bumi ini, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Ta'ala"
     Mencintai Allahu Ta'ala bukan hanya sekedar pengakuan di lisan saja melainkan HARUS disertai dengan PEMBUKTIAN dari rasa cinta itu sendiri. Sehingga dengan kecintaan tersebutlah setiap amalan yang kita lakukan sesuai dengan tuntutan syar'i dan Insya Allah diterima oleh Allahu Ta'ala. Bukti dari kecintaan kepada Allahu Ta'ala adalah senantiasa beramal dengan amalan yang paling dicintai oleh Allahu Ta'ala dan mengikuti contoh Ushwatun Hasanah kita yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam.
     Adapun perbedaan antara Cinta Kepada Allah secara jujur dengan Kecintaan Kepada Allah yang hanya sekedar saja (pengakuan saja), yakni:
  • Kecintaan kepada Allah yang jujur: amalan yang dilakukan akan menghantarkan pelakunya menjadi pribadi yang shalih dan inilah buah dari ibadah yang dilakukannya karena dalam ibadahnya selalu disertakan wajah Allahu Ta'ala.
  • Kecintaan kepada Allah yang hanya sekedar pengakuan saja: amalan yang dilakukan tidak atau belum dapat menghantarkan pelakunya menjadi pribadi yang shalih sehingga membuat pelakunya masih melakukan kebohongan-kebohongan dan perbuatan-perbuatan yang tidak disukai oleh Allahu Ta'ala. Sehingga hal ini dapat mengurangi rasa cinta kepada Allah itu sendiri.

     Kecintaan kepada Allah yang benar akan terasa NIKMAT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah, yang artinya:
"Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”. {HR. Bukhari:15}


Fitnah dalam Mencintai Allah
     Dalam perjalanan mencintai Allahu Ta'ala, berhati-hatilah akan timbulnya FITNAH. Fitnah itu akan senantiasa dilakukan oleh musuh nyata manusia yaitu syaitan yang tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan manusia dalam beribadah kepada Allahu Ta'ala.
Kesesatan syaitan telah jelas, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." {Albaqarah: 34}. Sehingga sungguh sangat PATUT oleh manusia untuk memusuhi syaitan (iblis) dalam setitap perbuatannya.
     Kecintaan kepada Allah akan membawa pelakunya menyibukan diri dalam amalan-amalan shalih yang dicintai oleh Allahu Ta'ala. Sehingga setiap gerak-geriknya akan berlandaskan Allahu Ta'ala dan membuat dirinya untuk selalu bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa (Ihsan).
     Jika kecintaan kepada Allah itu benar-benar murni, maka sungguh pelakunya akan senantiasa beramal untuk mendapatkan keridhaan Allahu Ta'ala. Pelakunya akan senantiasa serius dan sungguh-sungguh dalam menjalankan kehidupan untuk dapat berjumpa dengan Allahu Ta'ala di akhirat kelak.

Sebab-Sebab Agar Dapat Meraih Kecintaan Allah 
  • Memberikan kesungguhan dan keseriusan terhadap Alqur'an
          Hal ini dapat meliputi usaha yang begitu sungguh-sungguh dalam membaca Alqur'an dengan baik dan benar sesuai dengan hukum Makhrajiul Huruf, mentadaburinya dengan pemahaman yang baik dan benar, dan mengamalkan apa-apa isi Alqur'anul Karim. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, "Janganlah kalian membaca Alqur'an hanya untuk mencapai surah atau ayat yang terakhir namun tidak memmahami isinya. Hendaklah membca Alqur'an dengan pembacaan yang baik dan benar, mentadaburinyak serta mengamalkan isinya karena Alqur'an diturunkan untuk diamalkan." {Shahih}
  • Memberikan Perhatian yang besar dan serius terhadap Asma' Ulhusna (nama-nama baik Allah)
          Seseorang akan mendapatkan kecintaan Allahu Ta'ala  dengan semakin bertambahnya kesungguhannya dalam memahami nama-nama baik Allahu Ta'ala dengan pemahaman yang baik dan benar. Dengan begitu, akan bertambah pula ketaqwaannya kepada Allahu Ta'ala sehingga menghadirkan rasa takut kepada Allahu Ta'ala.
  • Selalu memohon kepada Allahu Ta'ala dengan do'a yang sungguh-sungguh
          "Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu, wahai Muhammad tentang Aku, maka jawablah: Sesungguhnya Aku dekat dan mengabulkan do'a bagi siapa saja yang memohon kepada-Ku." {Albaqarah: 186}
  • Memberikan perhatian kepada Amalan-amalan Fardhu dan Sunnah sehingga dapat mendekatkan dirinya kepada Allahu Ta'ala
  • Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menundukkan hawa nafsu dan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allahu Ta'ala
          Karena perbuatan maksiat kepada Allahu Ta'ala akan menutup hatinya dari kebenaran. Kesungguhan ini dapat dilakukan dengan membentengi diri dari tempat-tempat yang dapat mendatangkan kemurkaan Allahu Ta'ala. 
  • Selalu mengutamakan apa-apa yang dicintai oleh Allahu  Ta'ala diatas kecintaan yang diinginkan hawa nafsunya. Hal ini sangat dibutuhkan keseriusan untuk mewujudkannya.
  • Selalu mengingat-ingat atau merenungkan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.
          Contohnya: senantiasa merenungkan akan nikmat Allahu Ta'ala dalam penciptaan manusia, penciptaan setiap kebutuhan manusia, dan sebagainya.
  • Duduk berbaur dengan orang-orang baik, berteman dengan orang-orang shalih, orang-orang yang sungguh-sungguh mencintai Allahu Ta'ala dan Rasulullah sehingga kita mampu mengambil ilmu darinya.
  • Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk kita mengambil bahagian ibadah di waktu 1/3 terakhir. Karena keutamaan dari ibadah ini sungguh sangat besar, diantaranya turunnya Allahu Ta'ala dan mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya yang memohon pada waktu itu.
  • Terus-menerus (sering) mengingat Allahu Ta'ala (berdzikir kepada Allahu Ta'ala)



Catatan ringkas Tabligh Akbar Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad, Meniti Jalan Menuju Kecintaan Allah, Masjid Istiqlal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar