Observasi diartikan sebagai bentuk kegiatan untuk melakukan pengujian atau pengukuran terhadap sesuatu hal (arti luas), namun dalam pembahasan kali ini kita akan mengartikan observasi dalam arti sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berati tidak mengajukan pertanyaan.
Keuntungan
- Dapat memperoleh data yang segar karena berasal dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
- Keabsahan alat ukur dapat diketahui langsung.
Kerugian
- Adanya waktu tunggu yang cukup lama karena pengamat harus mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi (jika tersedia dana cukup besar dapat menggunakan video perekam).
- Beberapa tingakh laku, sampai tingkah laku kriminal atau yang bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan bisa membahayakan jika diamati. Untuk tingkah laku seperti ini, masih mungkin diperoleh melalui wawancara. (Altheron & Klemmack, 19882).
Jenis observasi
Berdasarkan keterlibatannya, observasi terbagi menjadi dua, yakni:
A. Observasi Partisipan (Participant Observation)
Dalam observasi ini, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti, seolah-olah merupakan bagian dari mereka dengan tetap waspada dalam pengamatannya.
B. Observasi Takpartisipan (Nonparticipant Observation)
Dalam observasi ini, pengamat berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka lakukan. Dengan begini pengamat bisa lebih mudah melakukan pengamatan terhadap perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Sementara itu, berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi juga dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
A. Observasi Tak Berstruktur
Dalam observasi ini, pengamat tidak membawa catatan tentang tingkah laku apa saja yang khusus akan diamati. Pengamat akan mengamati arus peristiwa dan menringkasnya untuk selanjutnya dianalisis. Observasi ini biasanya dilakukan oleh observasi partisipan.
B. Observasi Bersturktur
Observasi ini biasanya digunakan apabila peneliti memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dibuat pedoman untuk pengamatan. Observasi ini dapat dilakukan perhitungan frekuensi untuk terjadinya tingkah laku tertentu, tabulasi daftar tingkah laku, menghitung waktu terjadinya suatu kegiatan tingkah laku tertentu, serta mengamati sejumlah tingkah laku dan menggolongkannya dalam konsep-konsep yang sudah disediakan dengan menggunakan skala peringkat.
Sumber : Dr. Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, PT. Remaja Kosda Karya, 1995 : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar