Alhamdulillah tak terasa sudah hampir satu semester saya ikut Tahsin di dekat daerah rumah. Bicara jaraknya, mungkin saya dan beberapa teman saya yang ikut tahsin merasa beruntung karena masih tak terlalu jauh. Tapi, sebagian dari kami yang ikut tahsin rata-rata rumahnya berjarak lumayan sangat jauh. 'Subhanalloh !!!' satu kata itu cukup menggambarkan hati kami ketika melihat keteguhan teman-teman kami yang berjarak jauh dari lokasi.
Bukan hanya itu saja yang membuat aku terkagum dengan teman-temanku satu kelas Tahsin. Selain semangat mereka yang tak pernah padam dalam menuntut ilmu Qur'an, ternyata mereka semua adalah orang yang kisaran usianya jauh diatas aku. Bisa dibayangkan, seusia mereka yang saya tahu pasti sangat sulit untuk diajak belajar Qur'an, namun mereka dengan semangat yang tinggi tak pantang menyerah.
Yang bikin aku iri lagi, mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai kesibukan yang luar biasa padat dibandingkan aku. Kesibukan saat mereka harus mengurus rumah dan anak-anaknya entah itu memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah yang lainnya. Dan ada yang dilanjutkan dengan kuliah, ada juga yang dilanjutkan dengan bekerja (mengajar) dan masih banyak lagi. Tapi, mereka tetap tak pernah alpa dari kegiatan tahsin.
Tahsin merupakan ilmu dalam mempelajari cara membaca Al-qur'an dengan baik dan benar. Dimana kegiatan dalam tahsin bisa meliputi Talaqi, Pembahasan mengenai hukum tajwid dalam Al-qur'an, dan tak jarang kami sering sholat berjama'ah juga disana. Talaqi merupakan ilmu membaca Al-qur'an dengan baik dan benar disertai dengan suara yang sesuai dengan aturan dan kaidah syar'i yang berlaku. Sementara itu, ilmu tajwid merupakan ilmu yang mempelajari Al-qur'an tentang hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-qur'an, meliputi garis besarnya seperti Idzhar Halqy, Idgham, Iqlab, Ikhfa Haqiqy, dan masih banyak lagi.
Ketangguhan yang dimiliki oleh aku dan teman-teman tak lain dan tak bukan di pelopori oleh rasa semangat sang pengajarnya yang juga tak kalah semangat dan tangguhnya membagi ilmu yang dimilikinya kepada kami semua. Yah, pengajar kami alhamdulillah mempunyai mental baja. Teringat akan kata-katanya, "Saya ingin kita konsisten !! Saya akan tetap mengajar walaupun cuaca hujan. Jadi saya ingin kalian semua serius dan konsisten dalam mempelajari Al-qur'an ini !!" sungguh, kata-katanya membuat aku dan teman-teman merasakan sangat dihargai dan di pelopori semangat juangnya yang tinggi.
Dari situlah, kami pun merasa terikat bathin satu sama lain. Sehingga tiap jadwal tahsin alhamdulillah banyak yang hadir. Ini membuktikan kekonsistenan kami dalam mempelajari Kalam Illahi. Bukan hanya semangat yang tinggi dalam membagikan ilmunya kepada kami, melainkan juga suara tilawahnya sungguh sangat merdu. Bahkan tak jarang membuat kami merinding mendengarnya. Suara yang di anugerahkan alloh begitu indah dalam membaca Kalam Illahi-Nya, sungguh membuat kami yang diajarkan merasakan iri yang tak terhingga. "Merinding aku kalau dengar ibunya Talaqi" ujar salah satu teman kami dan di iyakan oleh kami semua.
Suara merdu itu dapat menguatkan hati kami akan Kalam Illahi sehingga tertantang untuk menjadi lebih baik lagi sehingga kami bisa seperti ibu pengajarnya bahkan kalau bisa lebih dari ibu pengajarnya. Semoga saja Alloh selalu mengikat hati kami dalam merindukan lantunan ayat-ayat suci Al-qur'annya yang dapat membuat hati merasakan begitu nyaman dan tentramnya menjalani hari-hari kami ini. Terima kasih Ya Robb, telah izinkan aku ada di antara mereka yang tangguh, di antara mereka yang tak pernah kenal lelah dalam menghabiskan waktu untuk hari perjumpaan dengan-Mu, Sang Penguasa Alam Raya ini ^__^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar