Maaf, telah membuatmu kecawa, kawanku !!!
Entah mengapa, perasaan ini selalu menghantuiku…
Selalu mendesakku untuk meneriaki keadilan untuk hatiku…
Seakan kata ADIL itu tidak mereka dapatkan dalam hatiku tempat mereka berlabuh dan berkarya…
Dari kecilnya suara, sampai sekarang barulah terdengar begitu sangat keras
Dan bahkan sangat mengganggu telingaku…
Ku coba merangkai kata dalam sekam…
Ku coba untuk menterjemahkan suara hati yang semakin mengeras meneriakiku…
Ku coba tenangkan hati agar hasil kata yang keluar adalah murni
Dan tak lupa ku balut dengan do’a kepada-Nya agar mendapat petunjuk-Nya
Hari berdetak menapaki minggu,
Minggu pun berjalan mendaki bulan,
Kembali, ku temukan pengaduan yang lebih keras dari sebelumnya…
Ku mulai mencoba mendekat segumpal darah yang bersembunyi di sudut ruangan yang gelap
Tak terlihat oleh siapapun yang melangkah lalu lalang mengintari ruang itu…
Ku coba mendekat dan lebih dekat lagi…
‘Astaghfirullah !!!” jeritku ketika melihat keadaan sesosok tak bersalah itu…
Segumpal darah yang mulai di gerogoti serangga yang mengerumuninya
Dengan langkah tertati ku mendekap segumpal darah itu…
Hujan yang membasahi pipi semakin terasa begitu bodohnya aku…
“Rabb, maafkan aku !!!”
Kata-kata itu yang terus keluar dari bibirku terbata….
Sungguh, apa yang aku lakukan ??
Selama ini segumpal darah itu telah menderita dalam ruang yang sungguh sekam…
Bahkan, ku tak hiraukan seruannya untukku…
“Bodohnya aku !!!” jeritan pun terdengar…
Lafadz demi lafadz terdengar mengagungkan asma-Mu, Ya Rabb !!!
Terus menerus didampingi dengan isak yang mendalam
“Ampuni Aku, Ya Rabb !!!” kata itu pun terdengar di sela-selanya…
Andai dari dulu, ku menengok keadaan segumpal darah ini,
Mungkin tidaklah seperti ini !!!
Apa yang dapat ku perbuat ??
Aku sungguh ingin melihatnya kembali berkembang memompa adernalinku,
Mengayuh dan mengedarkannya untuk semua rongga…
Akan aku lakukan apa pun yang dapat membuatnya kembali seperti itu…
Sudah terlalu lama ku siksa sosoknya hanya untuk kesemuan yang tak terwujud dalam nyata…
Sosoknya mulai kembali berkembang…
Robekan demi robekan akibat gigitan serangga, mulai tertutupi…
“Jangan biarkan aku melukainya lagi, Ya Rabb !!!” pintaku…
Seakan ku hanya ingin melihatnya bahagia dan lupakan keegoisannku untuk kesemuanku…
Jujur, ku tak sanggup !!!
Jujur, ku ingin tetap bertahan !!!
Tapi, tak sekerdil itu aku halalkan cara !!!
Teriakannya menyadarkanku…
Teriakannya membangunkanku dari tidur panjangku…
Saatnya sudah tiba !!!
Saatnya ku bangun dari mimpi…
Saatnya ku merapikan ruangan yang telah berantakan selama ku tertidur…
Ku ingin memulainya untuk sosok tamu yang akan datang kelak…
Tamu yang tak ku ketahaui kehadirannya…
Dan yang ku harapkan,
Segumpal darahku tak lagi meneriaki ADIL ke telingaku…
Maafkan aku…
Maafkan aku…
Maafkan aku yang sudah terlalu lama membuatmu terluka karena keegoisanku…
Jangan lagi bersembunyi,
Agar kelak, ku dapat menemukanmu, wahai segumpal darah !!!
Terima kasih untuk semuanya…
Terima kasih untuk yang tak pernah bisa aku membalasnya...
Ku titipkan kau pada Sang Penjaga yang lebih Aman…
Ku titipkan kau pada-Nya yang akan selalu melindungimu,
Kapan pun dan dimana pun sosokmu berada…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar