Kataku untukmu !!!

Jangan pernah letih mengarungi samudera yang begitu luas..
Jangan takut akan badai dan ombak yang menerjang kehidupan..
Jangan lalaikan segalanya yang mudah terabaikan..
Jangan pernah takut untuk bermimpi dalam langit-Nya..

Karena kita tak akan tahu apa yang ada dalam dasarnya samudera..
Karena kita tak akan tahu bahwa terpaan badai dan deburan ombak mampu menyulam keadaan menjadi indah..
Karena kita tak akan tahu berapa lama waktu yang tersisa dalam nyatanya hidup..
Karena kita tak akan tahu banyak sinar dalam malamnya langit dan memberi songkohan yang tajam untuk tiap asa yang tertancap..

Ketahuilah,
Bahwa Sang Pencipta tak akan pernah sia-sia menciptakan langit yang berlapis dan tata surya yang mendampingi..
Bahwa sesungguhnya, hidup ini penuh dengan liku yang mengharu birukan degupan jantung dalam sanubari..
Bahwa tiap untaian keabadian di akhirat akan mampu kita tembus dengan untaian yang kita tulis di dunia..

So, Bersyukurlah dan Bertaqwalah !!!
Murnikan segala ibadah kita hanya untuk mengharapkan ridho-Nya !!!
Semangat dan tetap Istiqomah, duhai pemuda-pemudi ISLAM !!!

Minggu, 09 Januari 2011

Si Nenek Pembawa Berita ^_^


Pagi  itu, tepatnya aku sedang menunggu bus langgananku untuk ke kampus. Memang sih aku ketinggalan bus keberangkatan pertama, namun aku usahakan menunggu bus selanjutnya dengan sabar. Sambil menunggu, aku  pun menelusuri jalan tempat orang-orang menunggu bus [yang pastinya bukan halte]. Banyak alasan mengapa mereka lebih nyaman menuggu bus bukan di halte karena di halte banyak polusi udara [asap rokok] yang mengganggu pernafasan apalagi suasana pagi-pagi begini. Aku pun termasuk salah satunya sih [hehehee].

Aku lanjutkan langkahku sampai ke halte berikutnya dan disitulah aku putuskan untuk menunggu bus. Disanalah aku pun bersua dengan seorang nenek yang usianya kuperkirakan 60thn. Yah, nenek itu menyalamiku dengan sangat ramah dan senyum yang merekah. Aku pun membalas hal yang sama kepada beliau. Kami pun duduk bersampingan dan terlibat perbincangan yang menurutku cukup menarik dan patut untuk ku jadikan bekal kelak.

Nenek pun mulai bercerita tentang massa mudanya kepadaku dengan sangat gembira. Aku paham betul ketika kita beranjak dewasa dan berjumpa dengan sosok muda pastilah dengan nyamannya kita bercerita yang dapat mengingatkan kita dulu waktu muda. Aku pun mendengarkannya dengan seksama. “Dulu, nenek ingin sekali sekolah sampai tinggi. Tapi, kata orang tua nenek buat apa wanita sekolah tinggi toh nanti juga larinya ke dapur. Akhirnya nenek pun sekolah Cuma sampai lulus SD, nak !!!” ujar si nenek mengawali ceritanya.

Pikiranku pun terawang menjauh pada massa si nenek. Aku bisa rasakan bahwa memang begitu serba salah jadi wanita dulu karena selalu penuh dengan dokrin bahwa wanita hanya pantas untuk di dapur. Tidak salah sih dokrin seperti itu. Tapi, bukan berati menghalangi wanita punya mimpi dan cita-cita di luar dapur. Toh, kami wanita juga sadar betul akan kodrat kami harus seperti apa. Bukankah, Alloh telah memberikan jatah masing-masing dari apa yang kita usahakan ?? Baik wanita ataupun laki-laki.

“Tapi, sekarang sudah cerah yah, nak !!! Banyak yang bisa sekolah tinggi bahkan ada yang jadi dokter dari kalangan wanita kan??” Ujarnya menyadarkanku dari pikiranku dengan wajah senyum. “Iya, nek !!” jawabku singkat. Namun, ku lanjutkan dengan pemikiranku tentang para wanita hebat di era sebelum kemerdekaan. Dimana nama R.A. Kartini yang selalu terkenang dalam perjuangannya menghantarkan kita para wanita untuk bisa merasakan indah dan nyamannya duduk di bangku sekolah.
“Dulu waktu muda mah, nenek selalu di nasihatin orang tua nenek untuk memperlakukan suami nenek dengan sangat baik dan ramah. Makanya pas nenek nikah juga memperlakukan suami nenek seperti yang di nasihatkan orang tua nenek. Nenek selalu siapkan makanan di meja makan sebelum suami nenek pulang. Biar nanti pas suami nenek pulang kerja sudah tersedia makanan di meja makan. Tidak perlu ambil sendiri karena nasihat orang tua nenek itu tidak sopan, nak !!” ceritanya dengan senyum yang merekah. “Tapi, nenek heran sama anak-anak sekarang, nak !! Anak nenek saja yang sudah menikah, malahan suaminya kalau mau makan ambil sendiri. Kan itu tidak sopan, nak !!!” sambungnya melanjutkan ceritanya.

‘Subhanalloh !! Sungguh mimpi apa aku semalam, Ya Robb ?? Engkau pertemukan aku dengan sesosok yang memberikanku nasihat untuk bekalku kelak ketika aku menjadi seorang istri. Sosok istri yang bisa memperlakukan suaminya seperti raja.’ Gumamku membalas senyum nenek sebagai tanda ku sungguh kagum dengannya. Tak ada komentar apapun yang aku berikan karena buatku si nenek begitu trampil menceritakan kisahnya untukku.

Tiba-tiba ku lihat dari arah yang tak terlalu jauh dari halte tempat kami menunggu, bus ku sudah terlihat. “Nek, aku permisi duluan yah !! Bus yang aku tunggu sudah datang. Aku berangkat kuliah dulu yah, nek !!” ujarku sambil menyalami tangannya dan nenek pun merseponku dengan mencium pipi kiri dan kananku. Aku pun tak ragu melangkahkan kakiku menaiki bus.

‘Ya Robb, aku bisa merasakan kembali kasih sayang seorang nenek. Belasan tahun setelah nenekku tiada akhirnya aku bisa kembali rasakan kasih sayang itu. Terima kasih Ya Alloh untuk pertemuan hari ini dengannya yang memberikan semangat penuh untukku. Akan aku ingat nasihatmu, duhai Nenekku !!!’ kisahku keluh ketika menduduki bangku di dalam bus.

Pagi ini benar-benar pagi yang sangat berbeda. Kebetulan ?? Aku rasa itu terlalu naif rasanya. Yah, ini merupakan anugerah sekaligus peringatan yang Alloh berikan untukku agar kelak ketika aku ingin melangkah ke arah pernikahan aku sudah mempunyai gambaran tentang kewajibanku kelak jika menjadi seorang istri dan juga ibu dari anak-anakku kelak. Terima kasih buat pagi ini, Ya Robb ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar