Sudah tidak asing lagi buat kita semua bahwa jalan Tol adalah jalan dimana orang-orang mengetahui jalan yang BEBAS HAMBATAN !!! Tak ayal kita yang mengetahuinya pun segera memakai jasa ini dalam kegiatan kita sehari-hari untuk menghindari kemacetan yang merajarela di Ibu Kota kita tercinta.
Eeeiiitttt, jangan asal beralasan dalam penggunaannya !!! Jika kita memakai jasa Jalan TOL ini hanya untuk menghindari kemacetan, kita salah besar. Karena pada umumnya jalan TOL itu berfungsi sebagai alternatif ketika jalan umum terjadi kemacetan maka kita barulah kita menggunakan jasa jalan TOL ini. Mengapa ?? Karena jika kita menjadikan jalan TOL sebagai jalan utama yaitu jalan untuk menghindari kemacetan tanpa melihat terlebih dahulu apakah jalan umum memang macet, maka hal ini akan menimbulkan kemacetan tersendiri di jalan TOLnya. Sudah banyak terlihat, ketika di jalan TOL panjang macetnya tak terhingga, sementara jalan umum lancar-lancar saja. Nah, bukankah ini sangat ironis bukan ?? Jalan TOL yang diharapkan dapat menghindari kemacetan malah menjadi ladangnya kemacetan.
Harus kita sadari sebagai pengendara kendaraan beroda empat atau lebih, kalau jalan TOL memang jalan yang berfungsi sebagai jalan yang BEBAS HAMBATAN bukan malah MENCIPTAKAN HAMBATAN !!! Jika kita terus bermanset bahwa jalan TOL untuk menghindari kemacetan maka pemandangan MACET yang berkepanjangan akan terus tertampak dalam kegiatan kita sehari-hari.
Bayangkan, jika kita memakai jasa jalan TOL sebagai alternatif seperti apa yang saya sebutkan di muka, apakah yang akan terjadi ?? Kita bisa sedikit menciptakan suasana yang TIDAK TERLALU MACET. Memang, kemacetan di Ibukota tercinta kita sudah menjadi gambaran umum masyarakat kita, namun bukan berati kita tidak bisa menciptkan kenyaman berlalu lintas bukan ??
Pada dasarnya, memang kemacetan itu dampak dari banyaknya penggunaan kendaraan beroda empat atau lebih. Mengapa ?? Karena pada umumnya negara Maju adalah Negara yang dapat meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, mengapa demikian ?? Hal ini disebabkan karena pada negara Maju dan Berkembang mereka berpola pikir bahwa banyaknya kendaraan bermotor hanya akan membuat negara itu semakin terncam dengan polusi yang di berikan oleh asap kendaraannya dan berapa banyak uang yang harus di keluarkan untuk membayar pajak yang begitu tinggi yang telah di tetapkan oleh Pemerintahnya.
Bisa kita bandingkan dengan negera kita tercinta ini. Masyarakat yang mempunyai kendaraan bermotor jarang sekali untuk berpikir kearah mahshalat umum. Apakah kendaraannya tidak berdampak pada kesehatan lingkungannya atau tidak. Sementara, Pemerintah kita dengan sangat mudahnnya menetapkan pajak yang menurut saya tergolong kategori yang cukup kecil dibandingkan dengan Negara lain yang sudah Berkembang.
Berikut rasio pajak kendaraan bermotor di sejumlah negara :
Rasio pajak kendaraan bermotor di sejumlah negara (%) * | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Thai | Mal | Ind | Sing | Fil | Rata-rata di Jepang, AS dan Eropa | |
Pajak | 33 | 27 | 43 | 60 | 12 | 5 |
Biaya | 61 | 73 | 57 | 40 | 88 | 95 |
Sumber: Gaikindo, diolah Kadin Indonesia
* Mengacu pada model Toyota Corolla, kecuali Malayasia mengikuti skema kendaraan nasional
* Mengacu pada model Toyota Corolla, kecuali Malayasia mengikuti skema kendaraan nasional
Memang tak semudah membalikan telapak tangan untuk menerapkan suatu system dalam Pemerintahan Indonesia apalagi dalam hal pemberlakuan pajak dan pelarangan ini dan itunya. Karena kembali lagi ke masyarakatnya apakah sadar akan pentingnya kenyamanan dalam berlalu lintas atau masih memandang bahwa segala sesuatunya harus berasaskan PRESTISE ???
Marilah kita Bisakan hidup Lebih Mendahulukan kepenttingan bersama dibandingkan memenitingkan diri sendiri atau kelompok. Sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam berlalu lintas juga !!!! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar