Tak ada hari yang terlewati tanpa "dia" yang telah setia menemaniku mengarungi samudera Jakarta-Depok. Mentari pagi dan senja malam pun menjadi saksi kesetiaannya padaku. Tak ayal pun membuatku kesal ketika memang menunggunya membuatku tersihir oleh lamanya waktu. Bagaimana tidak, menunggunya akan membuat kita lupa bahwa sudah berjam-jam berada di tempat dimana "dia" akan menjemput. Bukan hanya itu, sesaknya udara yang mengundang kesesakan mendalam di kala "dia" sudah mencapai pada tingkat Maximum. Sehingga banyak nyawa yang terancam dalam kesesakan yang selalu di tampakan di pagi hari.
Yah, begitulah gambaran si "Sayap Biru" yang selalu mengantarkan kami para pengguna jasanya menuju Jakarta - Depok. Banyak perjuangan yang harus kami lakukan agar mendapat tempat duduk dalam perjalanan. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna si "Sayap Biru" ini. Mulai dari mahasiswa sampai pekerja yang tertampak dalam si "Sayap Biru". Jadi, butuh usaha yang lebih extra agar kami dapat tempat duduk selama dalam perjalanan yang memakan waktu 1-2 jam. Bagi mereka yang ingin mendapatkan tempat duduk, mereka harus datang ke terminal Tg. Priok pagi-pagi karena si "Sayap Biru" ini mulai beroperasi tepat Pkl. 06.15 WIB. Jadi, kalau lewat dari jam segitu sudah pasti H2C saja dalam menanti si "Sayap Biru" ini. Mengapa demikian ?? Karena seperti yang saya jelaskan di muka, menunggunya dapat menyihir diri kita. Tidak cukup menit yang akan di keluarkan dalam menunggunya melainkan jam. Nah, bisa terbayangkan bagaimana perjuangan serta penderitaan kami dalam mengarungi samudera Jakarata - Depok ??
Belum selesai dengan penderitaan kami di atas, kami harus extra waspada. Mengapa ?? Karena ada saja yang di lakukan oleh si "Sayap Biru" ini. Mulai dari Ban Bocor, Mogok, bahkan sampai mengeluarkan asap. Bisa terbayangkan bagaimana wajah panik kami jika hal itu terjadi ?? Kami yang di buru waktu akan merasa sangat terancam jika hal itu terjadi. Makanya kami berharap pemilik dari pengoperasian si "Sayap Biru" ini bisa lebih peka dan memperhatikan kondisi si "Sayap Biru" dengan baik. Agar kami para penggunanya pun tak di rugikan.
Walaupun begitu menderitanya kami terhadap si "Sayap Biru", tak kami pungkiri bahwa si "Sayap Biru" pahlawan buat kami. Karena cuma ada satu si "Sayap Biru" yang dengan setia mengantar kami mengarungi samudera Jakarta - Depok. Tak terbayang jika si "Sayap Biru" tak ada. Yang ada adalah cerita Samudera Jakarta - Depok Mengering. (hihihihiiiii ). Selain itu juga, tarifnya yang sungguh sangat ekonomis dibandingkan dengan bus yang lain. Kecepatan si "Sayap Biru" tak di ragukan lagi. Kecepatannya bak burung yang dengan lihainya terbang ke angkasa luas. Saya akan memberikan jempol untuk itu. Karena memang sungguh cepat ^_^
Terima Kasih "Sayap Biru" telah menjadi penjemput dan pengantar yang setia walau banyak hal yang membuat kami terenyuh dalam penantian kami terhadapmu. Kami berharap "Sayap Biru" bisa menambah pelayanannya agar rasa khawatir dan was-was karena pelayanan yang sungguh masih kurang.
Si "Sayap Biru" itu adalah Bus Patas Ac Mayasari 82.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar