Kataku untukmu !!!

Jangan pernah letih mengarungi samudera yang begitu luas..
Jangan takut akan badai dan ombak yang menerjang kehidupan..
Jangan lalaikan segalanya yang mudah terabaikan..
Jangan pernah takut untuk bermimpi dalam langit-Nya..

Karena kita tak akan tahu apa yang ada dalam dasarnya samudera..
Karena kita tak akan tahu bahwa terpaan badai dan deburan ombak mampu menyulam keadaan menjadi indah..
Karena kita tak akan tahu berapa lama waktu yang tersisa dalam nyatanya hidup..
Karena kita tak akan tahu banyak sinar dalam malamnya langit dan memberi songkohan yang tajam untuk tiap asa yang tertancap..

Ketahuilah,
Bahwa Sang Pencipta tak akan pernah sia-sia menciptakan langit yang berlapis dan tata surya yang mendampingi..
Bahwa sesungguhnya, hidup ini penuh dengan liku yang mengharu birukan degupan jantung dalam sanubari..
Bahwa tiap untaian keabadian di akhirat akan mampu kita tembus dengan untaian yang kita tulis di dunia..

So, Bersyukurlah dan Bertaqwalah !!!
Murnikan segala ibadah kita hanya untuk mengharapkan ridho-Nya !!!
Semangat dan tetap Istiqomah, duhai pemuda-pemudi ISLAM !!!

Sabtu, 28 Januari 2012

Dompet yang Hilang

Alhamdulillah, hari ini Allah memberikanku peringatan sekaligus ujian seberapa besar rasa ikhlas itu tertanam dalam diriku. 

Dimulai dari mimpi yang begitu indah membuatku tersadar dan terbangun tiba-tiba. Bagaimana tidak, mimpi itu benar-benar membuatku berlinangkan air mata. Di dalam mimpi, aku begitu bahagia melewati hari dalam mimpi tersebut dengan berlari, bercanda ria mengitari sudut kota bersama sosoknya yang telah tiada dalam kehidupanku. Sosok yang telah menjadi cerita dalam hariku. Terasa betapa plongnya hati dan pikiranku tanpa harus teringat akan beban-beban yang begitu bersandar di pundakku. Astaghfirullah, aku pun coba menetralkan pikiran dan hatiku yang sedang kalut setelah terbangun dari mimpi indah itu. "cuma mimpi yah? rasanya pengen 'ndak bangun lagi dan nikmati hari-hari itu bersama dia!" gumamku lirih.
Kenyataannya, sosoknya sudah lama menghadap kehadirat Sang Pencipta Langit dan Bumi 6 tahun yang lalu. Dan sekarang tinggal aku sendiri tanpa dia yang begitu berati dalam hidupku. Aku yang harus masih banyak meraih tiap impian yang pernah kami cita-citakan sedari kami kecil.


Matahari pun mulai menyorotkan wajahnya ke kamarku. Aku pun bergegas meninggalkan tempat tidurku dan aku melihat ibuku sedang mencuci pakaian. Sosok ibu yang sangat mengerti anak-anaknya. Beliau tahu kondisiku masih sangat capek dengan rutinitasku di kampus. Aku pun langsung kembali ke kamarku untuk merapikan barang-barang karena tepat esok harinya aku harus meninggalkan rumah kontrakan ini. Banyak alasan mengapa aku dan keluargaku memilih pindah dari rumah kontrakan ini.
Ku mulai merapikan setiap barang yang ada di sekitar kamarku. Dan entah mengapa aku ingin sekali menaruh semua barang-barang pribadiku (kartu berobat, atm, ktpku dan ktp ibu, ktm, dll) dalam satu dompet yang sudah jarang aku bawa-bawa kemana-mana. Karena niatku ingin mengambil transferan yang dikirim oleh abangku di Samarinda.


Siang harinya usai ku mandi, ibuku begitu ingin es buah. Entah mengapa pikiran benar-benar merasa kosong sekali, namun aku tetap jalankan kaki keluar rumah untuk mengambil uang transferan kemudian membelikan ibu es buah dan hadiah untuk sahabat SMK ku. Do'a hendak keluar rumah pun tak lupa untuk aku panjatkan agar dalam setiap perjalananku mendapatkan keberkahan dari Dzat Yang Maha Agung, Allah Ta'ala. Pikiran kosong pun ternyata masih menghampir langkahku menuju bank ATMku. Perjalanan masih sangat aman walau dengan pikiran kosongku saat mengambil uang transferan.

Namun ketika langkah kaki berjalan menuju pusat perbelanjaan di sekitar rumahku, aku pun mulai memasuki langkah kaki kedalamnya. Aku pun iseng melihat-lihat kulkas dan mesin cuci. Betapa aku ingin membelikan itu buat ibu. Namun, harganya masih kategori mahal untuk diriku. Dan ketika aku hendak melangkahkan kaki ku ke anak tangga, aku pun mulai tersadar aku dompet yang aku letakkan di kantong bajuku. "Innalillahi, Astaghfirullah, dompetku!!!" aku pun dengan cepat bergegas turun dan mengitari jalanan yang aku lewati tadinya. "tenang mal, istighfar, jangan panik, dan coba tenangkan hati yah!!!" bisikku lirih.
Rasanya ingin sekali air mata ini terjatuh ketika aku pun teringat isi yang berada dalam dompetku tersebut. "Innalillahi, Astaghfirullah Mala!!! Itu kan uang modal aku berjualan yang jumlahnya bukan dalam nominal yang kecil dan transferan uang saku dari abangku!!!" gumamku lirih dan mencoba untuk tetap tenang dan mencari hikmah dari semua yang ku alami dalam waktu sepersekian detik.
Setelah aku mencari kesana-kemari, aku pun lantas berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi dan melanjutkan langkah kaki menuju rumah TANPA HASIL!!! Membayangkan wajah ibu yang menantiku pulang. "Allah, apakah aku harus cerita ke ibu? Aku tidak ingin ibu tahu karena ibu akan memikirkan hal ini. Biarlah aku simpan saja, Insya Allah aku bisa mengumpulkan kembali uang yang telah hilang dan berusaha ikhlas. Tapi, ibu pasti mengharapkan kepulanganku membawa hasil. Dan aku pun tak terbiasa menyimpan suatu masalah dari ibu. Ibu maafkan Mala yah!!!" gumamku lirih dan mulai melinangkan air mata sepanjang jalan.

Ketika tiba dirumah, "Assalamu'alaikum!!!" "Wa'alaikumussalam!!!" Aku pun berani langsung menceritakan kejadian tadi ke ibu. Namun, tak lama setelah itu aku pun menceritakannya ke ibu. Benar sudah, ibu kecewa namun aku bersyukur pada-Mu Ya Rabb!!! Karena ibu tak terlalu kecewa dan ibu malahan menyabarkanku untuk lebih hati-hati lagi walaupun merasakan sesak atas jumlah nominal yang hilang beserta benda-benda penting pribadiku. Tak lama kemudian, Mbaku yang tinggal di daerah bekasi pun datang. Dan ibuku langsung to the point tentang kehilangan dompetku.
Mba pun mencoba menenangkan hatiku yang masih sangat kalut akan kehilangan tersebut. "Ikhlas yah Mal, toh kamu nangis juga dompetnya belum tentu balik!!! Memang nyesek sih!!! Mba juga kan pernah merasakannya. Insya Allah, bisa diurus semua yang hilang yah!!! Udahan ah, jelek tahu nangis gitu dan jangan di bawa stress dan jangan langsung engga' nafsu makan yah!!!" nasihat Mbaku dengan lembut sehingga mampu membuat hatiku jauh lebih membaik dari sebelumnya.


Alhamdulillah Robb, Engkau hadirkan sosok-sosok hebat dalam hidupku sehingga aku pun banyak belajar dari mereka semua dan mereka pun selalu memberikanku petuah yang mententramkan hati. Mungkin nyeseknya masih berasa hingga saat ini. Namun, aku teringat akan nasihat Ustadz waktu mengisi kelas Informal Ekonomi Syariah, bahwa apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan bukanlah hak kita untuk menangisi secara berlebihan ketika titipan itu di ambil oleh yang punyanya. Yah, uang dan semua jenis barang-barang yang ada di dompetku adalah titipan Allah kepadaku. Itu semua bukan milikku secara utuh. Dan ketika aku kehilangan semua itu, Allah sedang memintanya dariku.. Hanya saja cara mungkin yang harus tragis dalam proses pengambilannya.

"Allah, tanamkan sikap ikhlas itu di hatiku dan hadirkanlah rasa sabar yang tiada batasnya agar dalam hidup ini aku tak terlalu meratapi akan semua ketetapan baik dan buruknya dari-Mu. Sehingga, aku pun dapat melanjutkan langkahku selanjutnya tanpa harus aku meratapi berlarut-larut suatu musibah atau kesenangan yang meinmpaku."
Aamiin Yaa Rabbal 'alaamiin.....