Kataku untukmu !!!

Jangan pernah letih mengarungi samudera yang begitu luas..
Jangan takut akan badai dan ombak yang menerjang kehidupan..
Jangan lalaikan segalanya yang mudah terabaikan..
Jangan pernah takut untuk bermimpi dalam langit-Nya..

Karena kita tak akan tahu apa yang ada dalam dasarnya samudera..
Karena kita tak akan tahu bahwa terpaan badai dan deburan ombak mampu menyulam keadaan menjadi indah..
Karena kita tak akan tahu berapa lama waktu yang tersisa dalam nyatanya hidup..
Karena kita tak akan tahu banyak sinar dalam malamnya langit dan memberi songkohan yang tajam untuk tiap asa yang tertancap..

Ketahuilah,
Bahwa Sang Pencipta tak akan pernah sia-sia menciptakan langit yang berlapis dan tata surya yang mendampingi..
Bahwa sesungguhnya, hidup ini penuh dengan liku yang mengharu birukan degupan jantung dalam sanubari..
Bahwa tiap untaian keabadian di akhirat akan mampu kita tembus dengan untaian yang kita tulis di dunia..

So, Bersyukurlah dan Bertaqwalah !!!
Murnikan segala ibadah kita hanya untuk mengharapkan ridho-Nya !!!
Semangat dan tetap Istiqomah, duhai pemuda-pemudi ISLAM !!!

Sabtu, 24 September 2011

Pelangi dalam Senjaku

Sebelumnya..
Ku merasakan banyaknya kabut yang menghampiri langitku..
Begitu merapatkan diri di tepian pantai, hingga membuatku sendiri terasingkan akan siapa aku??
Terlalu sesakan jiwa dalam mengarungi deburan ombak yang begitu menerjang..
Berkelana sendiri dalam lautan sepi..

Ku tak pernah berhenti meminta kepada-Mu, duhai Robbku..
Agar Engkau mampu jadikan langkah ini sekuat karang di lautan.
Ku mencoba menulis dalam lautanku..
Namun, apa yang ku dapatkan??
Ku tak mampu melukiskan warna di atas lautanku..
Bahkan ketika ku ingin merangkuh air dalam lautanku,
ternyata ku tak berdaya merangkulnya walau hanya untuk ku tuangkan dalam bejanaku..

Mencoba menepikan sejenak langkah dayung
agar lebih terarah dalam rangkuhan melawan deburan kencang sang ombak..
Aku tahu betul apa yang harus aku siapkan..
Aku sadar betul berapa banyak bebatuan yang akan menghampiri setiap dayunganku nanti..
Dan kini aku mulai harus siapkan diri untuk semua kemungkinan yang akan menghampiri dayunganku nanti..
Dan tak akan aku lupa tuk memohon kepada-Mu, duhai Sang Pencipta..

Setelah pengasingkanku akan alamku sendiri..
Engkau pun mulai menjawab akan setiap asa yang ku tancapkan tegar dalam sanubari..
Asa yang selalu ku pinta pada-Mu dalam setiap lailku menghadap-Mu, Illahi Robbi..
Yang aku yakini, Engkau tak pernah Tuli dalam setiap asa dari lisan atau dari sanubari kecilku..
Karena ku pun begitu yakin akan kuasa dan kehendak-Mu yang akan indah pada waktunya nanti..

Setahap demi setahap,, sederap demi sederap...
Engkau mulai tunjukan warna demi warna dalam senjaku..
Warna yang ku tahu tidaklah mungkin ku hadirkan sendiri tanpa kuasa-Mu..
Warna yang begitu membuat pendayunganku terasa lebih ringan..
Aku lemah, namun Engkau beri aku kekuatan lewat indahnya bisa pelangi dalam senja hidupku..
Berlukiskan warna-warni langit nan indah bersenandung dengan lirih akan senja di lautanku..
Hingga kini,, ku sangat bersyukur karena Engkau mampu hadirkan pelangi itu dalam langkahku..


Pelangi dengan keindahan tujuh warnanya yang memukau seluruh pancaran wajah di muka bumi ini,
akan setiap biasan dan kilauan yang terangi senja hidup insan di bumi..
Karena kuasa-Nya, setiap insan dapat rasakan adanya banyak warna yang dihadirkan oleh biasan pantulan cahaya matahari ini di permukaan bumi-Nya..
Robb,, terima kasih unttuk semua yang telah Engkau ciptakan dan hadirkan dalam senjaku..
Karena ku tak akan mampu berdiri tegar tanpa sanggahan-Mu yang sangat kokoh untuk lemahnya jiwaku..

Kamis, 15 September 2011

Lukisan Usang Penuh Makna

Pagi itu, seisi rumah sedang sibuk mempersiapkan pindahan rumah Mbaku, tapi tak demikian aku. Aku memilih untuk sibuk dengan tugasku dirumah yaitu mencuci baju. Bukan tidak ingin membantu, hanya saja terlalu banyak tangan yang membantu malah tidak membuat suatu pekerjaan menjadi lebih efisien. Jadi, tidak semua orang berpusat pada titik sama, namun ada banyak titik yang harus difokuskan.

Ketika aku sedang enjoy  dengan cucianku, si mba pun memanggil aku, "Mal, ini punya kamu kan??" sambil si mba menunjukkan secarik kertas yang aku sendiri pun masih menebak-nebaknya isi di dalamnya. Lalu setelah aku liat secarik kertas putih tersebut, aku pun sontak terdiam. Yah, secarik kertas yang sudah 6 tahun tak terlihat. Secarik kertas yang sudah lama dibuat oleh sahabatku 6 tahun yang silam. Dan itu berati mengingatkanku akan peristiwa 6 tahun yang silam. "Oh iya, ini punya aku, mba!!!"

Aku berhenti sejenak dari aktivitas mencuciku. Aku mulai membuka secarik kertas putih yang tampak usang. Tiba-tiba, mataku mulai mengisyaratkan akan mengeluarkan butiran mutiaranya ke pipiku. "Tahan yah Mal!!!" gumamku pilu. Yah, secarik kertas itu merupakan lukisan wajah seseorang yang dibuat oleh sahabatku dikala orang yang aku sayang sedang melawan penyakit yang membahayakan dirinya. Ukiran pena yang polos, sepolos wajahnya yang membuat tenang jiwaku ketika menatapnya. Dibalik lukisan tersebut, terdapat tulisan pena sahabatku untuknya sebagai penyemangat dirinya yang sedang berjuang melawan kerasnya hidup. Dan aku pun terfokus pada satu kata yaitu -DUFAN-!!! "Robb,, kalau saja aku tahu kertas ini mengisyaratkan kepergiannya dariku, mungkin akulah orang yang akan menentang keras kepergiannya ketempat itu!!!" ucapku lirih.


Bagaimanapun, semuanya sudah terjadi dan tidak akan mungkin kembali. Air mata dan penyesalanku tak akan mengembalikan dia kepangkuan keluarganya dan aku. Lukisan itu akan aku simpan terus untukmu. Aku disini hanya ingin kau tahu bahwa semua tentangmu akan tersimpan rapi dalam sanubariku namun tak akan membuatku terlalu meratapi semua ketetapan-Nya yang indah yang sedang aku mainkan sekarang. Terima kasih buat semua kenangan indah yang kau hadirkan selama kita bersama ^_^

Pra Piala Dunia, Majulah Terus TIMNASku

'Sudah jatuh, tertimpah tangga pula!!!' itulah pribahasa yang tepat menggambarkan Skuad TimNas Indonesia. Bagaimana tidak, setelah kalah telak melawan Iran di lawan dengan score 3-0, TimNas kita pun harus menderita kekalah kembali saat pertandingan melawan Bahrain di kandang sendiri dengan score 2-0. Mengalami dua kekalahan yang beruntun, ternyata menimbulkan banyak konflik dikalangan TimNas. Beredar issue bahwa Terjadi percekcokan antara Pemain TimNas dengan pelatih barunya Wim Rijsbergen. Percekcokan tersebut dilatar belakangi oleh perkataan yang tidak sepantasnya diucapkan oleh Wim seusai pertandingan melawan Bahrain kepada para pemain TimNas. Hal ini jelas saja membuat para pemain TimNas merasakan kecewa yang sangat mendalam kepada pelatihnya tersebut.

Perkataan yang diucapakan oleh pelatih Wim ketika jumpa pers setelah melawan Bahrain sangatlah memojokkan para pemain TimNas Indonesia. Pelatih asal Belanda itu memaparkan bahwa TimNas Indonesia belumlah pantas untuk memasuki ajang Piala Dunia. Jelas saja para pemain dan pendukung TimNas sangat kecewa mendengar pemaparannya tersebut. Namun, sikap bijak di tampilkan oleh Kapten TimNas kita yaitu BePe saat jumpa pers tersebut. Menurut BePe, permainan dia dan teman-temannya memang kurang bagus saat itu. Tapi, BePe tidak pernah menyalahkan pihak manapun atas kekalahan tersebut. Sikap yang sangat berlawanan bukan antara Pelatih dan Pemain???

Setelah jumpa pers tersebut, merebak issue bahwa ada tujuh pemain yang mengundurkan diri dari Skuad TimNas Indonesia. Hal ini di latar belakangi dari ucapan pelatih Wim yang kasar kepada pemain TimNas usai pertandingan melawan Bahrain. Namun, ketika di klarifikasi oleh Striker TimNas, Christian Gonzales, bahwa sampai saat ini belum ada pemain yang berniat untuk mengundurkan diri dari Skuad TimNas. Lantas, bagaimana kelanjutan dari pertahan TimNas kita??

Memang sangat disayangkan sikap dari pelatih TimNas kita Wim Rijsbergen. Bagaimanapun, seorang pelatih adalah tombaknya semangat para pemain. Kalau ada yang mengatakan "Dibalik laki-laki yang tangguh ada wanita yang kuat dibelakangnya", yah seperti itu pula gambaran seorang pelatih. Kesuksesan atau kegagalan sebuah team bisa dilihat dari cara pelatih mendidiknya. Baru  kali ini saya pun melihat pelatih ketika mengalami kekalahan, malah menyalahkan para pemainnya. Bukankah pelatih tersebut yang mengasuh dan mengajarkan strategi pertandingan kepada teamnya???

Kekalahan yang dialami oleh TimNas kita bukan berati TimNas kita sudah gagal daam mewujudkan mimpi kita untuk bisa terjun di ajang Piala Dunia 2014 di Brazil. Masih ada kesempatan untuk bisa meraih impian tersebut. Dan alangakah baiknya jika issue yang selama ini merebak justru menjadikan tombak kekuatan pada Skuad TimNas kita untuk memacu diri memberikan hasil yang terbaik untuk bangsa dan pendukung Team Garuda.


Garuda di Dadaku, Garuda Kebanggaanku..
Ku yakin hari ini pasti Menang..
Kobarkan Semangatmu, Junjunglah sporitfitasmu..

Kamis, 01 September 2011

Tongkatku

Setiap aku mulai mencoba dengan dunia baru tanpa bayangan masa lalu,, aku selalu terjatuh dan merasakan luka yang tak ringan..
Dan ketika aku mencoba bangun kembali dari jatuhku dan berusaha memperkuat langka meraih mimpi,, aku kembali terjatuh..
Jatuh kali ini sungguh menyakitkan sehingga membuatku berpikir beribu kali akan langkah selanjutnya..
Ketika aku sudah siap untuk bangkit dari jatuhku kembali,, aku telah mempersiapkan tongkat agar aku tak lagi terjatuh apalagi hingga terpelosok kedalam jurang yang begitu dalam..

Ada yang berubah disaat aku mengenakan tongkat dalam langkahku menelusuri jalan berimbun..
Jauh lebih tertata langkah itu,, lebih tertahan ketika hendak terjatuh,, dan ada yang memapah saat kaki lengah berjalan mendaki jalan yang berliku..
Setidaknya,, tongkat ini bermanfaat untuk menemani langkah demi langkah yang baru aku daki untuk mencapai puncak gunung nantinya..

Suatu ketika,, tongkat itu ada yang berusaha merebutnya dariku secara paksa..
Sehingga membuatku menghabiskan banyak tenaga untuk mempertahankannya dalam hidupku..
Karena aku tahu betapa berartinya kehadiran tongkat itu dalam mendampingi langkah demi langkah yang aku tahu masih sangat membutuhkan papahannya..
Dan aku sungguh bersyukur kepada Illahi Robbi,, karena aku mampu melindungi tongkat yang telah menjadi teman setiaku mengarungi krikil demi krikil dalam dakianku..

Lalu, aku kembali melanjutkan langkah demi langkah yang sempat tertunda..
Aku singgah disebuah gubuk yang membuatku sangat begitu nyaman..
Dimana pemiliknya begitu ramah menyambutku dan memperlakukan aku bak tuan putri khayangan..
Tiba-tiba,, mata ku terbelalak melihat sesosok perempuan mungil hendak menghampiri kami..
Sontak aku pun menghampiri dia yang sedang berjuang keras melangkahkan kakinya untuk sampai ke tempat kami..
Aku pun langsung membantu memapahnya dan meminjamkan tongkatku kepadanya agar dia mampu berjalan dengan lebih baik..
'Tak usah khawatir tongkat ini Insya Allah dapat membantumu'
Lama ku bertandang di gubuk,, sehingga aku harus tetap melanjutkan langkah yang tertunda kembali..
Ketika hendak mengambil kembali tongkatku,, ku tak kuasa..
Karena dia begitu menyukai tongkatku tersebut yang bisa membantunya memapah dalam berjalan..

Aku mengerti akan perasaannya saat itu..
Sehingga aku tak kuasa untuk meminta tongkatku kembali dari tangan anak teresebut..
Hanya bisa tersenyum lebar melepaskan tongkat yang sudah ku perjuangkan selama ini menemani langkahku di hari-harinya..

Bukan aku tak menginginkan kembali tongkat terebut, tapi aku hanya mencoba menciptakan senyuman karena ku tahu kau lebih membutuhkannya dari aku..
Biarlah aku berjalan tanpa tongkatku agar kau tak lagi tertatih dalam perjalanan yang masih sangat panjang..
Berlarilah dengan sangat kuat lalu bersuara saja,, karena itu cukup untuk membuatku tersenyum..
Selamat tinggal tongkat yang telah merelakan waktunya untuk memapahku selama ini..

Ku mulai lanjutkan langkah dan kali ini tanpa tongkatku..
Semoga ku mampu meneruskan selangkah demi selangkah tanpamu tongkatku..